• Program CSR Pertamina Balongan Capai Rp1,6 Miliar

    PT Pertamina (Persero) Refinery Unit (RU) VI Balongan benar-benar telah menjadi bagian dari masyarakat Indramayu. Padahal sebuah perusahaan untuk mendapat pengakuan masyarakat sekitar, tidaklah mudah kalau tidak mampu membuktikan kepekaan terhadap lingkungannya. Kepekaan yang dimaksud bukan asal comot biaya demi dianggap dermawan yang berisiko hukum, namun telah terbungkus legal dalam program Corporate Social Responsibility/CSR (tanggung jawab sosial perusahaan) pada masyarakat.

    Banyak bantuan

    Dadik Pribadi selaku General Manager (GM) RU VI Balongan pada Pelita (10/11) mengatakan, CSR merupakan refleksi nilai dan budaya perusahaan yang terintegrasi dengan strategi bisnis perusahaan masa kini dan mendatang, yang memberikan manfaat bagi Pertamina, shareholder, dan stakeholder. Program-programnya diprioritaskan untuk pendidikan, sosial, keagamaan, olah raga, kesehatan, dan peningkatan daya beli.

    Di bidang pendidikan misalnya, dalam rangka ikut mendongkrak IPM Kab Indramayu, telah ikut merenovasi sekolah, bantuan buku, komputer, pelatihan dan bantuan lainnya. Begitu pula dalam bidang keagamaan, bantuan pun dikucurkan seperti renovasi masjid, santunan anak yatim, bantuan hewan qurban, dan sunatan massal.

    Di tahun kemarin, lebih dari Rp1,6 miliar, RU VI Balongan berkontribusi dalam berbagai bidang sebagai implementasi program CSR dimaksud. Belum lagi dana bantuan yang diberikan untuk kredit modal kerja pada mitra usaha binaan, nilainya lebih dari Rp11 miliar.

    Apa yang dilakukan itu semua, kata Dadik, tidak akan berpengaruh sedikitpun pada tugas pokok perusahaan yang berorientasi bisnis. Fungsi pokok kami adalah pengamanan BBM, dan mendapatkan laba maksimal untuk devisa negara, ujarnya didampingi Public Relation Section Head, Darijanto.

    Beda karakter

    Disinggung soal ganti rugi minyak mentah (crude oil), pengadaan barang dan jasa, dan stok elpiji, Dadik menjawab begitu panjang lebar dan transparan sebagai wujud keterbukaan informasi telah terjadi di perusahaan ini. Diakui, pernah ada klaim yang diarahkan pada RU VI Balongan soal tumpahan minyak, padahal produk minyak asal Kab Indramayu ini sangat spesifik dan berkarakter beda dengan daerah lain, sehingga dapat diidentifikasi jelas.

    Lahan kilang berikut fasilitas pendukung seluas sekira 250 hektare serta ratusan hektar lainnya berupa sawah dan komplek Bumi Patra, telah mampu menunjukkan kepeduliannya pada masyarakat. Ini merupakan contoh bagi perusahaan publik lainnya agar profit oriented tidak tergerus oleh fungsi sosial. (khal)

    sumber: Harian Pelita Indramayu
  • 0 komentar:

    Posting Komentar