Unjuk rasa warga yang tinggal di ring I kilang Balongan ini untuk menuntut kompensasi atas sejumlah dampak pengolahan kilang RU VI. Massa meminta warga yang bertempat tinggal di radius
500 meter dari lokasi kilang mendapatkan kompensasi yang sepadan.
Aksi massa dilakukan sejak pukul 07.00 WIB. Massa bahkan sempat menghadang pekerja yang akan masuk ke area kilang. Aksi baru mereda setelah aparat Kepolisian meminta pengunjuk rasa untuk tidak memblokade pintu I dan memperbolehkan pekerja masuk.
Caniah (39), warga Desa Majakerja mengatakan banyak dampak negatif lingkungan yang diderita masyarakat. “Bau menyengat seperti belerang kerap dikeluhkan masyarakat. Selain itu kegiatan di lokasi juga berdampak lingkungan buat warga,” tutur Caniah di lokasi, Senin (7/2/2011).
Hal senada juga diungkapkan warga lainnya, Asmuni (37). Karena itu, dia menagih janji Pertamina untuk memberikan uang kompensasi sebesar Rp15 juta per KK. Selain itu, warga Majakerta juga meminta kepada Pertamina agar masyarakat yang berlokasi di sekitar kilang mendapatkan prioritas untuk dipekerjakan di sejumlah proyek Pertamina RU VI Balongan.
“Bantuan untuk nasib pedagangan dan petani di Desa Majakerta juga belum diberikan secara maksimal. Kami meminta ada bantuan modal untuk mereka,” ujar Asmuni.
Pemeriksaan kesehatan gratis melalui program coorporate social responsibility (CSR) juga diminta ditingkatkan. “Kalau perlu, disediakan Puskesmas khusus untuk warga di ring I Balongan untuk mendapatkan pengobatan gratis setiap waktu,” tambahnya.
Massa bertahan selama beberapa jam di lokasi pintu I Balongan. Aksi ini baru berakhir setelah wakil warga diterima manajemen Pertamina RU VI Balongan. Dalam pertemuan, Pertamina RU VI Balongan berjanji akan mengakomodasi tuntutan warga Desa Majakerta. Setelah adanya kepastian akan tuntutan mereka akan dikabulkan, massa langsung membubarkan diri.
(Tomi Indra Prayitno/Koran SI/ton)
0 komentar:
Posting Komentar