Sejak memasuki masa puber, pacaran menjadi tema menarik bagi sebagian remaja. Banyak remaja yang secara diam-diam atau terang-terangan ingin mempunyai pacar. Kebanyakan orang mengira pacaran akan menjadi momen penuh kesenangan, momen mengenal pasangan lebih dalam, menjadi bekal pernikahan atau menjadi motivasi untuk lebih sukses dalam studi atau karier.
Faktanya, pacaran tidak selalu demikian, bahkan lebih sering sebaliknya, sebab menjalin hubungan dengan seseorang merupakan sesuatu yang unik dan cenderung rumit. Berikut ini adalah beberapa pandangan keliru tentang pacaran yang terlanjur diyakini banyak orang.
Faktanya, pacaran tidak selalu demikian, bahkan lebih sering sebaliknya, sebab menjalin hubungan dengan seseorang merupakan sesuatu yang unik dan cenderung rumit. Berikut ini adalah beberapa pandangan keliru tentang pacaran yang terlanjur diyakini banyak orang.
1. Penuh Kesenangan
Suasana hati berbunga-bunga saat masa pendekatan hingga jadian mungkin memang memberi sensasi tersendiri, tapi masa itu sebenarnya tidak berlangsung selamanya. Setelah masa-masa "bulan madu" itu berlalu berbagai persoalan bermunculan satu persatu, mulai dari beda pendapat, cemburu, putus cinta dan berbagai persoalan lain yang menyita energi pikiran dan perasaan. 2. Mengenal Lebih Dalam
Pandangan kebanyakan orang bahwa pacaran membuat pasangan mengenal lebih dalam dan lebih siap menghadapi pernikahan tidak sepenuhnya benar, bahkan boleh dibilang keliru. Pernikahan dan pacaran adalah dua hal yang berbeda. Pacaran lebih sering hanya menyoal ikatan perasaan, sementara pernikahan berkaitan dengan seluruh aspek kehidupan, mulai dari cinta kasih, seks, mengurus anak, mencari nafkah dan sebagainya.
Saat pacaran orang cenderung menunjukkan yang baik-baik saja di hadapan pasangannya. Rasa suka menjadikan seseorang kurang mampu menilai pasangan secara obyektif dan rasional. Itu sebabnya pernikahan yang dimulai dari pacaran tidak menjamin pernikahan berlangsung mulus, dan justeru lebih banyak pernikahan tanpa proses pacaran yang berlangsung baik-baik saja.
Saat pacaran orang cenderung menunjukkan yang baik-baik saja di hadapan pasangannya. Rasa suka menjadikan seseorang kurang mampu menilai pasangan secara obyektif dan rasional. Itu sebabnya pernikahan yang dimulai dari pacaran tidak menjamin pernikahan berlangsung mulus, dan justeru lebih banyak pernikahan tanpa proses pacaran yang berlangsung baik-baik saja.
3. Menjadi Motivasi untuk Maju
Menjalin hubungan dengan seseorang sebenarnya bukan mengatasi masalah tanpa masalah, bahkan dapat diartikan dengan mendatangkan masalah baru dan beban tambahan bagi energi mental kita. Rasa keterikatan, ketergantungan, berbagai keharusan, cemburu, kerinduan, kemarahan, hingga putus cinta menjadi masalah baru yang harus dihadapi saat mempunyai pacar.
Itu sebabnya keliru bila kita percaya bahwa pacaran dapat memotivasi diri untuk maju. Bahkan orang yang terlalu terbuai oleh urusan pacar biasanya justeru membelokkan seseorang dari tujuan studi. Tidak sedikit orang yang memutuskan berhenti studi gara-gara terlena oleh urusan cinta. Selain bagi kalangan artis, mungkin pacaran lebih tepat dilakukan oleh cewek yang tidak mementingkan karier dan pengembangan diri.
4. Teman Sharing
Buat mereka yang dapat menempatkan pacar atau kekasih sebagai teman sharing, mungkin pacaran dapat menjadi pilihan positif. Masalahnya, bagi kebanyakan orang, khususnya laki-laki, pacaran lebih sering didorong oleh motivasi kesenangan dibanding motivasi untuk berkembang. Apalagi kalau pacar kamu mempunyai bidang yang berbeda, pasti sharing hanya berarti curhat yang tidak bermakna apa-apa bagi pengembangan diri.
5. Pernikahan Lebih Siap dan Bahagia
Ini merupakan anggapan paling keliru tentang pacaran. Seperti disinggung di bagian awal, pacaran bukan jaminan pernikahan langgeng dan tanpa masalah, sebab pacaran dan pernikahan adalah dua dunia yang berbeda. Bahkan faktanya, banyak pernikahan bermasalah meski diawali dengan pacaran bertahun-tahun. Banyak pula pasangan yang baru bertemu di biro jodoh beberapa hari dapat membangun pernikahan bahagia.
0 komentar:
Posting Komentar