Setiap daerah mempunyai ciri khas masing-masing, baik dari segi makanan maupun dari segi yang lain seperti seni budaya. Salah satunya daerah balongan mempunyai ciri khas di bidang seni dan budaya. Ciri khas seni budaya balongan ini adalah seninya dipengaruhi oleh nilai-nilai religi atau merupakan perpaduan nilai religi dengan nilai budaya lokal. Salah satu kesenian masyarakat balongan yang terkenal adalah genjringan.
Genjringan merupakan seni menabuh rebana yang disertai dengan tarian-tarian dan bacaan-bacaan sholawat. Tarian yang diiringi tabuhan rebana ini disebut rudat. Gerakan tariannya seperti gerakan pencak silat
. Genjringan ini biasa dipertunjukkan pada acara-acara tertentu, seperti penyambutan tamu, mengiring pengantin, acara khitanan, dan acara-acara lainnya yang sifatnya menghibur.Pada acara yang sifatnya menghibur, genjringan biasanya disertai pertunjukan atraktif. Pertunjukan ini berupa: atraksi jalan di atas tali, meloncat dari ketinggian dengan gerakan salto, mengangkat barang-barang berat menggunakan kekuatan dahi/kepala, berjalan dengan kaki di atas dan tangan di bawah, naik sepeda roda satu, mengupas kelapa menggunakan kekuatan gigi, dan atraksi-atraksi lainnya yang menantang dan menghibur.
Selain bersifat hiburan, yang tak kalah pentingnya genjringan ini bernuansa dakwah atau syiar islam. Karena lagu-lagu yang dibawakan selama genjringan adalah bacaan-bacaan atau syair-syair sholawat nabi. Jadi, masyarakat diajarkan tentang nilai-nilai islam melalui seni yang menghibur. Memang luar biasa genjringan ini, selain menjadi media hiburan juga bisa menjadi media pengajaran.
Genjringan balongan ini sangat terkenal pada masa 60-an. Genjringan menjadi salah satu hiburan alternative yang membumi pada saat itu. Namun sayang, seiring berjalannya waktu Genjringan yang menjadi kebanggaan masyarakat balongan dari tahun ke tahun meredup dan padam. Pada tahun 1990 an, genjringan di balongan mulai digiatkan kembali oleh para sesepuh genjringan balongan. Mereka mencoba mengajarkan seni genjringan tersebut kepada generasi-generasi muda pada masa itu. Dan alhasil, genjringan di balongan mulai menggeliat lagi. Genjringan mulai diperhatikan kembali oleh pemerintah daerah pada saat itu dan mendapat tempat di hati masyarakat balongan . Genjringan mulai diberi akses untul tampil di pendopo kabupaten indramyu. Dan pernah diundang untuk tampil di salah satu universitas terkenal di bandung. Namun sayang, kehidupan genjringan inipun tidak bertahan lama. Hanya selang 2 tahunan, kelompok genjringan inipun bubar.
Sekarang, genjringan yang merupakan kebanggaan masyarakat balongan hanya tinggal kenangan. Walaupun masih ada tapi tidak seheboh di masa lampau. Sekarang genjringan hanya ada pada saat acara khitanan ataupun minta sumbangan, itupun sudah jarang.
Lalu, Kapan genjringan di balongan akan hidup kembali?
Hanya kesadaran masyarakat balongan lah yang mampu menjawabnya. Kesadaran dari generasi tua untuk bersedia dan tulus mengajarkan, dan kesadaran dari generasi muda untuk bersedia dan tulus belajar genjringan. Semoga dengan kesadaran-kesadaran tersebut genjringan di balongan akan segera hidup kembali dan siap menghibur dan mengajar kembali masyarakat balongan.
0 komentar:
Posting Komentar