Bukan hal yang mustahil merubah sampah - sampah yang menumpuk di indonesia terutama di DKI jakarta menjadi sumber energi Listrik, Seperti Tehnologi IMS, pengolahan sampah yang sudah di terapkan di negara - negara maju sejak lama, dalam hal ini ada baiknya anda juga mulai tergerak untuk mencoba tehnologi ini di daerah sekitar tempat tinggal anda, bisa kita bayangkan jika seandainya setiap kelurahan di indonesia terutama di kota metropolitan seperti di kota Jakarta bisa mencoba mengolah sampah dengan tehnologi tepat guna ini, dan merubah sampah - sampah tersebut menjadi sumber energi Listrik, maka permasalahan sampah yang menumpuk di Tempat pembuangan sampah akhir (TPA) akan segera teratasi, Masalah sampah ini dapat membawa dampak yang buruk pada kondisi kesehatan manusia. Bila sampah dibuang secara sembarangan atau ditumpuk tanpa ada pengelolaan yang baik, maka akan menimbulkan berbagai dampak kesehatan yang serius. Tumpukan sampah rumah tangga yang dibiarkan begitu saja akan mendatangkan tikus got dan serangga (lalat, kecoa, lipas, kutu, dan lain-lain) yang membawa kuman penyakit yang pada akibatnya menurunkan kualitas lingkungan. Menurunnya kualitas lingkungan yang disebabkan oleh sampah harus ditangani secara serius.
Di Amerika Serikat, sekitar 2.500 MW listrik dihasilkan setiap tahunnya dari 35 juta ton sampah (17% dari total sampah dihasilkan). Lebih dari 80% volume sampah di Denmark dan 60% di Jepang juga diproses di fasilitas WTE. berdasarkan pola pikir ini, masyarakat indonesia juga diharapkan juga mau ikut andil menangani masalah sampah ini secara maksimal.
Nah sebelum kita membahas tentang tehnik pengolahan Sampah Menjadi Sumber Listrik ada baiknya kita saksikan terlebih dahulu video tutorial berikut ini di mana Negara Maju seperti Jepang yang berhasil mengolah sampahnya menjadi sumber energi listrik, bahkan mereka sampai harus mengimport sampah dari tempat lain untuk menghasilkan sumber energi litrik untuk negaranya. Selamat menyimak :
SEKILAS INFO :
Mau Pempers Gratis Premium Care New Born isi 13 Gratis ? Tersedia 40 Ribu Paket Sample Gratis Isi 13 Pcs untuk Anda !
Good Luck!
Cek Info Promo Berikutnya Di Sini
Di Amerika Serikat, sekitar 2.500 MW listrik dihasilkan setiap tahunnya dari 35 juta ton sampah (17% dari total sampah dihasilkan). Lebih dari 80% volume sampah di Denmark dan 60% di Jepang juga diproses di fasilitas WTE. berdasarkan pola pikir ini, masyarakat indonesia juga diharapkan juga mau ikut andil menangani masalah sampah ini secara maksimal.
Nah sebelum kita membahas tentang tehnik pengolahan Sampah Menjadi Sumber Listrik ada baiknya kita saksikan terlebih dahulu video tutorial berikut ini di mana Negara Maju seperti Jepang yang berhasil mengolah sampahnya menjadi sumber energi listrik, bahkan mereka sampai harus mengimport sampah dari tempat lain untuk menghasilkan sumber energi litrik untuk negaranya. Selamat menyimak :
SEKILAS INFO :
Mau Pempers Gratis Premium Care New Born isi 13 Gratis ? Tersedia 40 Ribu Paket Sample Gratis Isi 13 Pcs untuk Anda !
Good Luck!
Cek Info Promo Berikutnya Di Sini
Seiring dengan kemajuan teknologi. Kini para tekhnokrat mulai mencari solusi yang terbaik untuk menangani sampah ini. Bagi mereka, sampah bukan "musuh" tetapi jika dikelola dengan baik bisa menghasilkan sesuatu untuk kepentingan umat manusia. Di antara pemikiran tersebut adalah menjadikan sampah sebagai sumber energi listrik (Pembangkit Listrik Tenaga Sampah)
Inilah Pembangkit Listrik Tenaga Sampah - PLTSa
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa tujuan dari sebuah PLTSa ialah untuk mengkonversi sampah menjadi energi. Pada dasarnya ada dua alternatif proses pengolahan sampah menjadi energi, yaitu proses biologis yang menghasilkan gas-bio dan proses thermal yang menghasilkan panas. PLTSa yang sedang diperdebatkan untuk dibangun di Bandung menggunakan proses thermal sebagai proses konversinya. Pada kedua proses tersebut, hasil proses dapat langsung dimanfaatkan untuk menggerakkan generator listrik. Perbedaan mendasar di antara keduanya ialah proses biologis menghasilkan gas-bio yang kemudian dibarak untuk menghasilkan tenaga yang akan menggerakkan motor yang dihubungkan dengan generator listrik sedangkan proses thermal menghasilkan panas yang dapat digunakan untuk membangkitkan steam yang kemudian digunakan untuk menggerakkan turbin uap yang dihubungkan dengan generator listrik.
Proses Konversi Thermal
Proses konversi thermal dapat dicapai melalui beberapa cara, yaitu insinerasi, pirolisa, dan gasifikasi. Insinerasi pada dasarnya ialah proses oksidasi bahan-bahan organik menjadi bahan anorganik. Prosesnya sendiri merupakan reaksi oksidasi cepat antara bahan organik dengan oksigen. Apabila berlangsung secara sempurna, kandungan bahan organik (H dan C) dalam sampah akan dikonversi menjadi gas karbondioksida (CO2) dan uap air (H2O). Unsur-unsur penyusun sampah lainnya seperti belerang (S) dan nitrogen (N) akan dioksidasi menjadi oksida-oksida dalam fasa gas (SOx, NOx) yang terbawa di gas produk. Beberapa contoh insinerator ialah open burning, single chamber, open pit, multiple chamber, starved air unit, rotary kiln, dan fluidized bed incinerator.Proses Konversi BiologisProses konversi biologis dapat dicapai dengan cara digestion secara anaerobik (biogas) atau tanah urug (
landfill ) Biogas adalah teknologi konversi biomassa (sampah) menjadi gas dengan bantuan mikroba anaerob. Proses biogas menghasilkan gas yang kaya akan methane dan slurry. Gas methane dapat digunakan untuk berbagai sistem pembangkitan energi sedangkan slurry dapat digunakan sebagai kompos. Produk dari digester tersebut berupa gas methane yang dapat dibakar dengan nilai kalor sekitar 6500 kJ/Nm3.
Landfill ialah pengelolaan sampah dengan cara menimbunnya di dalam tanah. Di dalam lahan landfill , limbah organik akan didekomposisi oleh mikroba dalam tanah menjadi senyawa-senyawa gas dan cair. Senyawa-senyawa ini berinteraksi dengan air yang dikandung oleh limbah dan air hujan yang masuk ke dalam tanah dan membentuk bahan cair yang disebut lindi ( leachate ). Jika landfill tidak didesain dengan baik, leachate
akan mencemari tanah dan masuk ke dalam badan-badan air di dalam tanah. Karena itu, tanah di landfill harus mempunya permeabilitas yang rendah. Aktifias mikroba dalam
landfill menghasilkan gas CH4 dan CO2 (pada tahap awal – proses aerobik) dan menghasilkan gas methane (pada proses anaerobiknya). Gas landfill tersebut mempunyai nilai kalor sekitar 450-540 Btu/scf. Sistem pengambilan gas hasil biasanya terdiri dari sejumlah sumur-sumur dalam pipa-pipa yang dipasang lateral dan dihubungkan dengan pompa vakum sentral. Selain itu terdapat juga sistem pengambilan gas dengan pompa desentralisasi.
PLTSa, didefinisikan sebagai "pemusnah sampah" (Incinerator) modern yang dilengkapi peralatan kendali pembakaran serta sistem monitor emisi gas buang yang kontinyu dan dapat menghasilkan energi listrik. Tujuan akhir dari sebuah PLTSa ialah untuk mengkonversi sampah menjadi energi. Pada dasarnya ada dua alternatif proses pengolahan sampah menjadi energi, yaitu proses biologis yang menghasilkan gas-bio dan proses thermal yang menghasilkan panas. Sumber energi listrik atau Watse to Energy atau yang lebih dikenal dengan PLTSa (Pembangkit Listrik Tenaga Sampah). PLTSa yang berfungsi sebagai TPA ini nantinya akan memakai teknologi tinggi. Sampah-sampah yang datang akan diolah dengan cara dibakar pada temperatur tinggi 850 hingga 900 derajat Celicius. Berdasarkan perhitungan, dari 500 - 700 ton sampah atau 2.000 -3.000 m3 sampah per hari akan menghasilkan listrik dengan kekuatan 7 Megawatt. PLTSa dengan bahan bakar sampah.
Kesimpulannya :
Prinsip Sederhana dari PLTSa atau Waste to Energy ini adalah :
Membakar sampah yang kemudian menghasilkan panas .
Panas yang timbul dugunakan untuk memanaskan air
Uap Air yang muncul digunakan untuk menggerakkan turbin
Turbin menghasilkan listrik. Manfaat utama PLTSa
Sederhana Bukan ?
Sederhana Bukan ?
Dengan memandang sampah sebagai sumber daya (energi), secara alamiah kepedulian dan perhatian khusus terkait penanganan sampah akan muncul dari masyarakat moderen di indonesia, maka akan ada penciptaan lapangan pekerjaan yang diikuti oleh peningkatan derajat profesi pengelolaan sampah. Pengumpulan sampah dan segregasi sampah akan bisa dilakukan secara maksimal.
Jika Tehnologi ini berhasil di terapkan di Indonesia, khususnya DKI Jakarta, dengan demikian tidak ada lagi sampah yang berserakan, membuat kota lebih indah dan kehidupan lebih sehat. Sampah-sampah bau itu dapat ditanggulangi secara tuntas sehingga tidak ada lagi penimbunan terbuka yang mengancam warga bagaikan bom waktu. Dan yang terpenting pula, berkurangnya kerusakan lingkungan.
Artikel iini dirangkum Dari Berbagai Sumber
Sebelum Anda Menutup Halaman Ini ada baiknya anda berbagi kasih dengan membagikan Informasi bermanfaat ini kepada teman - teman yang lain dengan cara menekan Tombol Share Di bawah Postingan ini, agar semakin banyak orang yang di berkati lewat informasi yang anda bagikan.
0 komentar:
Posting Komentar